1)
Judul :
SURAT KECIL UNTUK TUHAN
Pengarang : AGNES DAVONAR
Penerbit : INANDHA PUBLISHER
Isi Ringkasan : Buku ini menceritakan kisah nyata gadis
berusia 13 tahun yang bertahan hidup dari kanker ganas paling mematikan di
dunia.
Tuhan…..
Andai
aku bisa kembali
Aku
tidak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan….
Andai
aku bisa kembali
Aku
berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
Terjadi
pada orang lain
Cuplikan di atas adalah sepenggal bait dari tulisan Keke,
seorang penderita kanker ganas yang menyerang bagian wajah, Rabdomiosarkoma
atau kanker jaringan lunak pertama di Indonesia. Keke atau Gita Sesa Wanda
Cantika adalah seorang gadis remaja berusia 13 tahun ketika divonis memiliki
penyakit kanker mematikan tersebut yang dapat membunuhnya dalam waktu 5 hari.
Kanker jaringan lunak itu menggerogoti bagian wajahnya sehingga terlihat buruk
menjadi seperti monster. Walau dalam keadaan sulit, Keke terus berjuang untuk
tetap hidup dan tetap bersekolah layaknya gadis normal lainnya.
Mendengar vonis tersebut, sang Ayah, Joddy Tri Aprianto
tidak menyerah. Ia terus berjuang agar sang putri kesayangannya itu dapat
terlepas dari vonis kematiannya. Perjuangan sang ayah dalam menyelamatkan
putrinya tersebut begitu mengharukan.
Perjuangan panjang Keke dalam melawan
kanker ternyata membuahkan hasil. Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama
dengan keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama. Keberhasilan Dokter
Indonesia dalam menyembuhkan kasus kanker yang baru pertama kali terjadi di
Indonesia ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua dokter
di dunia bertanya-tanya.
Namun kanker itu kembali setelah
sebuah pesta kebahagiaan sesaat. Keke sadar jika nafasnya di dunia ini semakin
sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia justru bersyukur mendapatkan sebuah
kesempatan untuk bernafas lebih lama dari vonis 5 hari bertahan hingga 3 tahun
lamanya, walau pada akhirnya ia harus menyerah. Dokter pun akhirnya menyerah
terhadap kankernya. Di nafasnya terakhir itulah ia menuliskan sebuah surat
kecil untuk Tuhan. Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang
berharap tidak ada lagi air mata di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada
siapapun.
Hingga pada tanggal 25 Desember 2006,
Keke menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 11 malam. Tepat setelah ia
menjalankan ibadah puasa dan idul fitri terakhir bersama keluarga dan
sahabat-sahabatnya. Namun kisahnya menjadi abadi. Ribuan air mata berjatuhan
ketika biografi pertamanya ini dikeluarkan secara online. Pesan Keke terhadap
dunia berhasil menyadarkan bahwa segala cobaan yang diberikan Tuhan adalah
sebuah keharusan yang harus dijalankan dengan rasa syukur dan beriman.
0 komentar:
Posting Komentar